KANAU
Home Fact & Trivia Fact & Trivia (Game) White Album 2: Bertahan dalam Cinta dan Tamparan Keras Sebuah Hubungan

White Album 2: Bertahan dalam Cinta dan Tamparan Keras Sebuah Hubungan

Kanau.org – Seberapa sering kalian membaca novel visual romansa? Novel visual atau visual novel tidak bisa lepas dari genre romansa. Namun, kalian sadar tidak, kalau rata-rata judul romansa ini memiliki pendekatan makna cinta yang sama.

Maksudnya, cerita yang disajikan sangatlah serupa, kalau tidak mengusung tema kasmaran, ya kehilangan. Novel visual didominasi oleh galge/dating simulator yang dimana mengusung tema kasmaran.

Saya sendiri cukup jenuh jika memikirkan struktur galge yang protagonis berkenalan dengan heroine, dan protagonis memanifestasikan waktunya untuk mendapatkan hati sang heroine, begitu terus secara berulang.

Saya paham banyak galge yang kualitasnya bagus dan berkualitas, karena kunci mereka mendapatkan kualitas yang bagus adalah eksekusi. Mau sebrilian apapun premis yang diusung kalau eksekusi jelek, maka tidak ada gunanya premis tersebut. Hal sebaliknya tidak berlaku, jika premis yang klise diakhiri dengan eksekusi yang spektakular, cerita tersebut bisa saja menjadi cerita terbaik yang pernah kalian baca.

Pendekatan Cinta yang Berbeda pada White Album 2

Pendekatan makna cinta pada tema kasmaran atau jatuh cinta yaitu mendapatkan hati seorang wanita. Sementara pendekatan makna cinta pada tema kehilangan adalah sembuh dari kesedihan akibat kehilangan seseorang. Jadi umpamanya kasmaran adalah hulu sebuah sungai dan kehilangan adalah hilirnya. Jadi, di mana yang ada di antaranya? Antara hulu dan hilir?

White Album 2 memiliki pendekatan cinta yang berbeda, yaitu ada di antara kasmaran dan kehilangan. White Album 2 tidak menarasikan kebahagiaan dari kasmaran, tetapi apa yang terjadi setelah kasmaran, yaitu bertahan dalam sebuah hubungan.

Kalian harus paham bahwa pengalaman awal jatuh cinta (kasmaran) dan bertahan dalam cinta adalah konsep yang berbeda. Tema kasmaran di banyak judul seringkali menceritakan roman perjuangan protagonis untuk mendapatkan pujaan hati. Namun, White Album 2 tidak seperti itu.

“Introductory Chapter” tidak menceritakan jatuh cintanya sang protagonis, yakni Haruki. Pembuka cerita yang menceritakan terlemparnya karakter yang polos ke dalam jurang “cinta”, dan hancurnya kebersamaan palsu karena keegoisan dan sifat naif para karakter. Chapter ini sekedar pembuka dan karakteriasi karakter yang akan membuat potensi cerita semakin kuat.

Pendekatan cinta yang berbeda pada White Album 2 (1)
White Album 2: Introductory Chapter

Topik hubungan secara fokus dibahas pada chapter “Closing Chapter”. “Closing Chapter” menceritakan kelanjutan dari kisah yang menggantung, yaitu hubungan Haruki dan Setsuna. Namun, “Closing Chapter” adalah “rollercoaster” emosi.

Hubungan Haruki dan Setsuna sejatinya tidak ideal, ada rasa bersalah yang menghantui mereka. Walaupun secara de jure mereka adalah sepasang kekasih, tetapi pada kenyataannya Haruki masih belum bisa menerima Setsuna karena bayang-bayang Kazusa sebagai cinta pertamanya.

Pendekatan cinta yang berbeda pada White Album 2 (2)
Kazusa Touma.

Hubungan yang tidak ideal akan sangat rentan akan kehancuran, maka hubungan baru bisa muncul sebagai pelarian. “Closing chapter” juga merefleksikan sebuah kemungkinan-kemungkinan terburuk dari hubungan Haruki dan Setsuna. Haruki menjalin hubungan baru dengan wanita lain yang berakhir pada pengkhianatan sempurna. Layaknya sungai mengalir ke hilir, pengkhianatan di “Closing Chapter” juga secara tidak langsung mengusung tema kehilangan seorang kekasih.

Perluasan Ide

White Album 2: Closing Chapter memiliki dua garis yang tumpang tindih, yaitu perjuangan dan pengkhianatan. Kalau dilihat secara lebih dalam, garis ini merupakan garis lurus sebab akibat. Haruki menarik ulur Setsuna tanpa adanya jawaban jelas hubungan mereka yang terlantar selama tiga tahun. Beberapa momen di mana Haruki berusaha berjuang memperbaiki hubungannya.

Kejadian tanggal 25 Desember di “Closing Chapter” merupakan titik balik dari keseluruhan chapter. Pada tanggal tersebut Haruki akhirnya merencanakan pertemuan sakral dengan Setsuna setelah bertahun-tahun.

Pendekatan cinta yang berbeda pada White Album 2 (3)
Penolakan Setsuna kepada Haruki.

Haruki dengan niatan sepenuh hati ingin memperbaiki hubungannya. Akan tetapi, di momen terakhir, Setsuna menolak Haruki, disebabkan Setsuna mengetahui bahwa Haruki masih belum bisa lepas dari sosok Kazusa. Dari sini, Haruki bisa menjadi seorang brengsek yang mencari pelarian dengan wanita lain atau menjadi seorang pecundang yang galau selama berminggu-minggu.

Haruki bisa menjadi brengsek dengan memilih satu dari tiga wanita sebagai sandarannya, ada Koharu, Chiaki, dan Mari. Ketiga rute mereka sangat menarik, memiliki esensi yang berbeda dalam memaknai cinta. Namun, pada akhirnya rute mereka hanya merujuk pada pengkhianatan.

Haruki juga bisa menjadi pecundang yang galau berminggu-minggu. Akan tetapi, dia akan berusaha lagi untuk memperbaiki hubungannya. Daripada membuang sosok Kazusa dari hidup mereka, Haruki meyakinkan Setsuna untuk memeluk erat sosok Kazusa di hidup mereka, dengan dalih Kazusa lah yang mempertemukan mereka berdua.

Objek dari White Album 2: Closing Chapter adalah Setsuna. Wanita yang bertahan selama tiga tahun untuk menanti jawaban dari orang yang ia cintai. Meskipun dirinya ditelantarkan, dihindari, dan dicurangi oleh sosok yang dia cintai.

Penantiannya selama tiga tahun terbayarkan dengan manisnya hasil yang didapatkannya. Rutenya di akhir “Closing Chapter” merepresentasikan sebuah bentuk roman kepahlawanan cinta yang agung dari Setsuna.

Pendekatan cinta yang berbeda pada White Album 2 (4)
Adegan akhir dari “Closing Chapter”.

Penutup

White Album 2.

White album 2 menggambarkan kompleksnya sebuah hubungan di era modern. “Closing Chapter” dan “Coda” (chapter akhir dari seri White Album 2), melibatkan bukan hanya sang heroine dan protagonis, mereka juga sangat memikirkan dampak-dampak yang mereka buat terhadap kehidupan bermasyarakatnya, seperti kuliah, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

White Album 2 punya pendekatan cinta yang berbeda. Tidak seperti judul galge pada umumnya, yang lebih menekankan aspek cinta yang dangkal seperti ketertarikan fisik, fitur pada wanita.

Tidak, White Album 2 tidak seperti itu.

White Album 2 menarik para pembaca untuk terlibat dengan emosi-emosi yang dinarasikan. White Album 2 menggali dalam betapa emosional dan kompleksnya sebuah hubungan secara brutal dan jujur. Menggambarkan bahwa sebuah Hubungan tidak selalu hal yang indah, melainkan sesuatu yang berantakan dan jauh dari kata “sempurna”.

Comment
Share:

Ad

Bagikan: