Sifat Buruk Anime Lovers, Wajib Dihindari!

Table of content:
Kanau.org – Jagat maya dipenuhi banyak netizen dengan berbagai kepentingannya masing-masing. Mulai dari SJW (Social Justice Warrior), komunitas fanatik, otaku dan berbagai komunitas lainnya. Mereka semua membicarakan apapun demi memuaskan hasrat mereka agar tidak terasa hampa saat mengisi hari-harinya.
Pembicaraan yang sering kali viral dalam beranda, yakni beberapa anime populer minggu ini, diskusi alur cerita anime dan game, komparasi antar smartphone dan lain-lain. Pembicaraan yang akan diangkat kali ini adalah sifat buruk anime lovers.
Telah banyak para anime lovers yang enggan akan kehidupan sosial mereka, mengabaikan kebutuhan mereka dan lebih memilih untuk memenuhi kepuasaan nafsu mereka sesaat. Seperti kata Eden dari Honkai Impact 3rd: “Manusia rela mengorbankan dirinya sendiri hanya demi segelas anggur.”
Banyak pula dari mereka yang sudah terlalu dalam menghayati karakter suatu anime, baik maupun buruknya, sehingga merugikan diri mereka sendiri. Jika mereka memahami konsekuensi atas penghayatan tersebut (biasanya untuk kebutuhan cosplay), harusnya bukan masalah. Namun akan menjadi masalah jika mereka tak memahaminya.
Karena faktor itulah judul ini diangkat, “Sifat Buruk Anime Lovers, Wajib Dihindari!”. Dengan memposisikan diri sebagai sesama anime lovers, diharapkan dapat memahami bahwa siapapun menginginkan pasangan dengan spesifikasi tercocok.
A. Anime Lovers: Hakikat
Anime lovers merupakan istilah untuk para penggemar anime yang mengetahui banyak judul anime, memahami garis besar dari anime yang sedang dibahas dan tidak fanatik terhadap anime tertentu. Terkadang mereka juga mengikuti beberapa judul manga karena mereka tertarik akan kelanjutan alur ceritanya.
Banyak orang masuk dalam kategori ini, tidak peduli tua maupun muda. Kategori ini didominasi oleh usia 20-40 tahun, karena penyebaran anime dan banyaknya judul anime di Indonesia mulai digalakkan pada era 2000-an (2000 – 2009).
Belum diketahui pasti kapan istilah ini muncul, namun istilah ini mulai dikenal luas pada 2014. Pada tahun itu, banyak judul anime bertebaran baik melalui platform legal maupun platform ilegal. Seperti Sword Art Online, Fate/Stay Night, Log Horizon, Aldnoah Zero, Attack on Titan, Your Lie In April, JoJo Bizarre Adventure: Stardust Crusaders, Terror In Resonance dan lain sebagainya.
Pada tahun itu juga, anime yang telah dikenal banyak orang di Indonesia sejak lama, Naruto dan One Piece, mencapai klimaksnya. Naruto melalui Arc Perang Dunia Shinobi ke-4 dan One Piece melalui Arc Dressrosa, telah membangkitkan semangat orang Indonesia untuk menonton anime kembali.
Banyak platform mulai berlomba-lomba memperbanyak judul anime untuk pustaka mereka demi mencari pelanggan baru dan menarik pelanggan lama agar tetap berlangganan dan ini terus konsisten hingga sekarang. Tahun 2014 menjadi klimaks dunia anime, menjadikan istilah anime lovers makin banyak dikenal.
Berbicara tentang istilah, anime lovers tidak sendirian di sini. Ditemani oleh wibu dan otaku, ketiganya didefinisikan berdasarkan tingkatan. Anime lovers di urutan pertama, diartikan para penggemar anime yang hanya sekedar mengikuti alur ceritanya saja, tidak sampai terobsesi dengan budaya di dalamnya. Dengan demikian, anime lovers mengetahui judul anime dalam jumlah yang terbilang cukup bagi mereka.
Otaku sendiri berada di urutan kedua, diartikan sebagai penggemar anime yang tidak hanya sekedar mengikuti alur ceritanya saja, namun juga terobsesi terharap beberapa karakter yang mereka anggap sesuai dengan kepribadian mereka.
Meski demikian, para otaku tidak sampai terobsesi dengan budaya di dalamnya, hanya sekedar terobsesi dengan karakternya saja. Biasanya para cosplayer bisa juga disebut sebagai otaku, karena mereka amat menghayati perannya sebagai karakter yang sedang mereka tiru.
B. Representasi Beberapa Sifat Buruk Anime Lovers
Untuk memudahkan penulisan, akan digunakan beberapa karakter anime sebagai representasi atas beberapa perilaku buruk di dunia nyata. Di antaranya ada Gilgamesh (Archer), Jiraiya, Johan Liebert dan Kamijou Touma.
1. Gilgamesh (Archer): Terlalu Selektif
Banyak yang telah mengenal karakter ini secara detail sampai latar belakangnya, baik para gamers maupun anime lovers di seluruh penjuru dunia. Gilgamesh (Archer), karakter yang amat kompleks dan memiliki beberapa faktor yang membuatnya menjadi sangat selektif dalam memilih siapapun yang dianggapnya sepadan. Di antaranya:
a. Terlalu Ambisius
Gilgamesh memiliki tingkat kepercayaan diri yang luar biasa tinggi dan keyakinan akan superioritasnya. Dia menganggap dirinya sebagai raja tertinggi dan penguasa yang lebih dari manusia biasa. Karena keyakinan ini, dia menganggap banyak orang sebagai rendahan dan tidak setara dengan dirinya, sehingga dia sangat memilih dalam memilih orang-orang yang dianggapnya sebanding.
Di sisi lain, Gilgamesh berpikir bahwa hanya segelintir orang yang pantas mendampinginya sebagai pengikut. Dia mencari siapapun yang memiliki kecerdasan, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi untuk membantu mencapai ambisinya.
b. Kesenangan Dalam Pertarungan
Gilgamesh sangat menghargai kekuatan dan pertarungan yang menantang. Dia hanya tertarik pada lawan-lawan yang dianggapnya kuat atau menarik untuk diajak bertarung. Orang-orang yang tidak dianggapnya memiliki potensi untuk menjadi lawan yang sepadan akan diabaikannya.
c. Tak Acuh
Sikapnya yang sombong dan tidak peduli terhadap kehidupan manusia biasa menyebabkan dia meremehkan banyak orang dan memandang rendah pada mereka. Gilgamesh tidak tertarik untuk bergaul dengan orang-orang yang dianggapnya rendahan atau tidak berharga.
Gilgamesh juga menjaga jarak dengan orang-orang di sekitarnya dan mempertahankan citra sebagai penguasa yang teguh dan kuat. Hal ini menyebabkan dia menjadi selektif dalam memilih orang-orang yang bisa mendekatinya dan melangkah melampaui pagar emosional yang dia bangun.
Meskipun sikap selektifnya dapat membuatnya terlihat dingin dan arogan, faktor-faktor ini menambah kedalaman pada karakter Gilgamesh dan menjadi bagian penting dalam perkembangan karakternya dalam cerita Fate Series.
2. Jiraiya: Playboy
Pertapa Genit, begitulah gelarnya. Jiraiya merupakan seorang playboy karena memiliki kecenderungan untuk selalu mencari wanita cantik dan sering kali terlihat merayu mereka. Ada alasannya, yaitu:
a. Genit
Jiraiya sering menunjukkan sikap nakal terhadap wanita dan memiliki perhatian khusus pada mereka. Dia suka menggoda dan bercanda dengan wanita, terutama saat ada kesempatan untuk melihat wanita tanpa busana.
b. Pengalaman Sebagai Penulis Erotik
Jiraiya adalah seorang penulis novel-novel bergambar dewasa, yang dikenal dengan nama samaran “Ero-Sennin” atau “Pervy Sage.” Novel-novel ini sering kali berisi gambar-gambar seksi dan cerita-cerita erotis yang menceritakan petualangan romantis Jiraiya dan karakter lain dalam seri tersebut.
c. Momen Penguntit
Dalam beberapa kesempatan, Jiraiya terlihat menguntit atau mengawasi wanita tanpa sepengetahuan mereka, seperti Tsunade atau wanita-wanita cantik lainnya. Meskipun tujuannya sering kali bermaksud baik, namun hal ini menegaskan reputasinya sebagai playboy.
d. Hubungan dengan Tsunade
Jiraiya memiliki hubungan khusus dengan Tsunade, seorang ninja wanita legendaris dan Hokage Kelima Konohagakure. Meskipun mereka saling menyayangi, Jiraiya terkadang menunjukkan sifat playboy dengan mencoba merayu atau meminta Tsunade untuk menikah dengannya, yang sering kali diabaikan atau ditolak.
Meskipun Jiraiya memiliki sifat playboy, dia juga merupakan seorang ninja hebat dan guru yang bijaksana bagi karakter utama, Naruto. Karakternya memiliki banyak sisi dan kompleksitas, termasuk rasa bertanggung jawab dan dedikasi yang kuat terhadap pekerjaannya sebagai guru dan perlindungannya terhadap desa dan muridnya.
3. Johan Liebert: Apatis
Suka tidak suka, dibalik perilaku Johan yang membawa berbagai masalah dengan beragam kode tak terduga, Johan justru merupakan seorang yang apatis jika dilihat secara objektif semua metode dan klaim dia atas masa lalunya. Dengan demikian, apatis telah menjadikannya karakter anime dengan kemampuan manipulasi paling mengerikan sepanjang sejarah anime.
Johan merupakan seorang antagonis yang sangat cerdas namun dingin, tanpa empati, tidak memiliki perasaan terhadap orang lain dan tidak peduli keadaan sosial disekitarnya. Sering kali Johan menghadapi situasi dengan tenang dan tanpa ekspresi, bahkan ketika melakukan tindakan yang mengerikan menurut logika manusia.
Johan sering kali menyembunyikan identitasnya agar dia dapat menjalankan rencananya, menyebabkan Johan amat sulit diidentifikasi keberadaannya. Jika dianalisis lebih mendalam, penyebab identitas Johan sulit diidentifikasi adalah:
a. Identitas Ganda
Johan dapat menggandakan identitasnya, berpura-pura menjadi orang dengan menggunakan berbagai identitas palsu. Kemampuan ini memungkinkannya untuk mengubah penampilan dan kepribadian sehingga sulit bagi orang lain untuk menyadari lebih cepat bahwa mereka sedang berinteraksi dengan dirinya.
Identitas ganda amatlah berbeda dengan alter ego, yang mana identitas ganda dilakukan secara tidak sadar sedangkan alter ego dilakukan secara sadar. Salah satu karakter dengan alter ego adalah Hantengu dari Demon Slayer, seorang Upper Moon ke-4. Boleh kita menggunakan alter ego demi kebaikan diri juga keluarga, tentu ada batasannya selayaknya manusia pada umumnya.
b. Kehadiran di Balik Layar
Johan cenderung melancarkan aksinya dari balik layar, sebaliknya ia menggunakan kaki tangannya dalam melaksanakan tipu muslihatnya. Apalagi para kaki tangannya hampir semuanya kehilangan jejak setelah mengetahui kebenaran atas apa yang dilakukan.
Richard Braun sebagai salah satu korban kekejaman Johan, dia mengorbankan nyawanya dengan memberi petunjuk kepada gurunya, Julius Reichwein, agar bisa diteruskan investigasinya. Sampai Wolfgang Grimmer menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di Kinderheim 511 beserta motifnya, barulah terungkap satu persatu tipu muslihat Johan.
c. Penghapusan Bukti
Johan amat objektif dalam menghapus jejak dan bukti terkait dengan tindakannya. Dengan melihat satu masalah, Johan telah memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi dan konsekuensinya, membuatnya sulit untuk ditelusuri oleh siapapun yang mencoba mengungkap kebenaran dibalik tipu muslihatnya.
d. Manipulator
Johan memiliki kemampuan untuk memanipulasi orang lain dan mempengaruhi mereka untuk melakukan apa pun yang diinginkannya. Johan menggunakan kecerdasan, pesona dan filsafat untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari orang lain, yang membantu menyembunyikan motif dan tujuan sebenarnya.
4. Kamijou Touma: Terlalu Baik
Kamijou Touma adalah karakter fiksi dalam serial A Certain Magical Index karya Kazuma Kamachi. Karakter ini sering digambarkan sebagai seorang yang kurang beruntung karena berbagai alasan. Sampai-sampai karena kesialannya, Touma sering kali menjadi bahan komparasi karakter lain, membandingkan siapa yang paling kurang beruntung di antaranya. Secara umum, alasan Touma selalu kurang beruntung adalah sebagai berikut:
1. Imagine Breaker
Kemampuan khususnya, Imagine Breaker adalah kekuatan tangan kanannya yang mampu membatalkan kemampuan supernatural apapun. Meskipun tampak kuat, kekuatan ini juga menjadi bumerang baginya karena menarik perhatian banyak orang dengan kekuatan supernatural yang ingin mengalahkannya atau memanfaatkan kekuatannya.
2. Sering Terjebak Konflik
Touma sering kali terjebak dalam konflik antara berbagai faksi, termasuk para penyihir, esper, dan organisasi rahasia. Nasib sial Touma sering kali disorot dalam alur cerita karena dia sering ditarik ke dalam konflik dan situasi berbahaya, sekali pun dia sebenarnya tidak mencari masalah. Touma sering menghadapi musuh-musuh kuat dan terkadang harus menanggung beban emosional yang berat akibat konflik yang sedang dihadapinya.
3. Terlalu Peduli
Touma memiliki sifat yang peduli terhadap orang lain, bahkan ketika itu menempatkannya pada risiko besar. Ia sering berusaha membantu orang lain yang dalam kesulitan, meskipun kadang-kadang hal tersebut dapat membuatnya semakin terjebak dalam masalah.
4. Angin Lewat Kenangan
Ketika Touma menggunakan Imagine Breaker untuk membatalkan suatu keajaiban atau sihir, kekuatannya akan meresap ke dalam dirinya sendiri melalui sentuhan dengan tangan kanannya. Efek ini dapat menyebabkan gangguan pada ingatan dan mempengaruhi kemampuan ingatannya. Akibatnya, sebagian dari ingatannya sering kali terhapus tiapkali Touma menggunakan kekuatannya.
Touma kesulitan menjalani hari-harinya karena harus berurusan dengan amnesia. Meskipun ia berusaha untuk tetap mengingat hal-hal penting, penggunaan berulang kekuatannya membuatnya sering lupa akan beberapa hal.
Efek samping ini menambah elemen kesialan Touma dan juga memberikan konsekuensi dramatis dalam cerita, karena ia harus menghadapi tantangan tambahan dalam upaya melawan musuh-musuhnya dan menjalani kehidupan remaja yang normal.
Secara objektif, karakteristik Touma dibuat dengan sifat yang membuatnya sering mengalami ketidakberuntungan sebagai bagian dari alur cerita dan untuk memberikan drama dan tantangan dalam perkembangan karakternya. Hal ini juga merupakan salah satu cara untuk menjaga ketegangan dan menarik minat penonton terhadap cerita yang berkembang dalam dunia yang kompleks dan penuh dengan misteri dan konflik.
C. Konklusi
Istilah anime lovers memiliki histori panjang bersamaan makin modernnya grafis suatu anime. Istilahnya sendiri mulai dikenal pada era 2014. Dibumbui juga dengan berbagai rilisan anime populer pada waktu itu, menjadikan istilah anime lovers bisa dikenal banyak orang.
Anime lovers tidak mungkin punya banyak waktu hanya untuk menonton anime dan menghayatinya sedalam mungkin, atau para penontonnya akan menjadi orang yang apatis, terlalu baik dan terlalu selektif serta terlalu ambisius. Meski telah memiliki kesibukan masing-masing, pun pasti ada kala anime lovers kurang beruntung.
Janganlah kita menjadi apatis, karena suatu saat pasti akan ada yang membutuhkan kemampuan kita. Janganlah kita menjadi terlalu baik, karena kita pasti dimanfaatkan hingga merugikan kita sendiri.
Janganlah kita terlalu selektif, karena hanya akan membuang-buang waktumu yang begitu berharga. Dan janganlah kita terlalu ambisius, sadari apa batas kemampuan fisik, mental serta sosial kita. Janganlah terlalu banyak bermimpi, bangun dan mulailah berolahraga agar sifat-sifat buruk di atas bisa teratasi secara teratur dan konsisten.
Ditulis oleh: Miata