“Time is a hypocritical construct… Righteously it wipes out all of us.”
– “Mastermind” by Kat (Singapore)
Kanau.org – Walaupun agak terlambat menonton karena penulis menunggu versi dubbing bahasa Inggrisnya tayang terlebih dahulu, tetapi penantian panjang itu benar-benar terbayarkan. Terutama mengingat betapa tidak terduganya kelanjutan isi cerita dari donghua (anime Tiongkok) ini bisa dibangun penuh kejutan dari segala hal-hal kecil di season pertamanya.
Informasi Umum
Judul: Shiguang Dailiren atau Link Click
Studio: studio LAN
Genre: Supernatural, Super power, Drama
Tema: Pemeran dewasa, Time travel, Suspense/Thriller
Rilis: Summer 2023 (Tiongkok), Fall 2023 (versi Inggris). Versi Jepang direncanakan tayang awal tahun 2024.
Sumber: Original
Jumlah episode: 12 episode
Durasi: 23 menit per episode
Prekuel: Shiguang Dailiren (2021)
Sinopsis (resmi):
Upaya untuk menangkap pelaku misterius yang mampu merasuki orang berakhir dengan tragis: Lu Guang dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis, sementara Cheng Xiaoshi ditangkap atas dugaan kejahatan tersebut. Keadaan diperkeruh dengan tindakan ayah Liu Min yang mengutus seorang pengacara terampil dan kejam — Qian Jin — untuk menggantikan Kepala Polisi Li Xiao, yang memelopori penyelidikan terkait Time Photo Studio milik Qiao Ling.
Tampaknya tidak ada seorang pun yang aman dari serangan mematikan dari musuh yang sangat lihai menyembunyikan identitasnya ini. Sambil mencoba belajar dari kesalahan masa lalunya, Cheng Xiaoshi harus bertindak cepat dan tegas untuk mengakhiri pembunuhan berantai yang melibatkan kekuatan supranatural ini.
Ulasan super singkat:
MADNESS!! MADNESS!! MADNESS!!
Ulasan detail:
Sejujurnya sulit sekali menulis ulasan Link Click Season 2 ini tanpa memberikan spoiler sedikitpun. Pola ceritanya yang mengambil tema suspense membuat cerita ini lebih layak dinikmati dengan prinsip “Semakin sedikit yang kau tahu, semakin baik.” Namun pertama-tama, penting untuk disadari bahwa fokus cerita Link Click Season 2 berubah 180° dari musim pertamanya.
Musim pertama adalah cerita semi-episodeik yang luar biasa dengan banyak subplot kecil. Kemudian seiring dengan perkembangan plot, seluruh subplot-subplot kecil tersebut perlahan-lahan menyatu menjadi satu cerita yang koheren. Di episode terakhir kita mendapat sebuah cliffhanger besar dan jawaban atas apa yang akan terjadi selanjutnya. Akan tetapi, musim kedua benar-benar berbeda dari musim pertamanya. Aksennya telah bergeser. Seluruh cerita-cerita kecil dari season 1 ternyata hanyalah sebuah pondasi yang akhirnya terlokalisasi ke sebuah cerita utuh dengan antagonis, karakter, peristiwa, dan tujuan spesifiknya sendiri. Jadi di musim ini, ada lebih banyak penekanan pada konflik itu sendiri, mengungkap kepribadian karakter, serta yang terpenting: Mengungkap benang merah yang tersembunyi secara bertahap.
Baca juga: Ulasan Anime Link Click (Shiguang Dailiren)
Sejujurnya menurut saya season 2 sama bagusnya dengan season 1. Ini adalah sekuel yang sangat amat berkelas untuk anime yang menyandang gelar judul terbaik tahun 2021 untuk saya. Musim kedua ini membuat lompatan besar dalam hal visual, animasi, dan pementasan adegan. Termasuk sinematografi dan OST yang membuat segalanya lebih hidup.
Plot dan Narasi Cerita
Saya kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan betapa rapi penulisan ceritanya. Alur cerita yang emosional dipadukan dengan elemen thriller dan misteri, ditambah dengan serangkaian plot twist dan teknik pengalihan narasi yang membuat penonton tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi sama sekali. Berbeda dengan musim pertama, ceritanya memasuki alur cerita linier, yang melibatkan ketiga karakter utama kita sepenuhnya. Selain itu, musim kedua Link Click juga memberikan petunjuk tentang seberapa jauh kekuatan supranatural bisa berkembang dan digunakan.
Satu hal yang saya apresiasi dalam tema utama musim ini adalah mereka berani membawa topik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Hal ini sering diremehkan atau dianggap tabu walaupun dalam banyak kasus dapat berdampak ekstrem mengingat betapa sedikitnya hal tersebut terwakili di media massa meskipun merupakan salah satu isu paling umum di negara-negara Asia. Melihat seberapa baik sutradara donghua ini mampu menggambarkannya, maka saya harus memuji para kreator dalam memadukan topik ini dalam plot cerita utama dan menonjolkannya dari sudut pandang psikologis. Link Click season 2 berhasil mengangkat dampak buruk KDRT mulai dari anak-anak yang memiliki cacat psikologis sampai dengan kasus pembunuhan dan paranoia yang ekstrem. Semuanya patut diacungi jempol.
Narasi ceritanya menjelaskan semua hal sampai dengan detail yang ekstrem… “Bagaimana hal itu terjadi?” dan “Mengapa hal itu terjadi?” semuanya dijelaskan tanpa cacat logika sedikitpun, meskipun agak sulit untuk diikuti tanpa me-replay videonya. Walaupun sepertinya kita sudah diperingatkan dengan potongan lirik lagu pembukanya:
“Time is like music, play it ’till the end and then reset.”
Mengingat kita berbicara tentang time-loop, supranatural, dan semacamnya, saya rasa rasa bingung saat menonton itu wajar sekali. Semua kebingungan kita akan dijelaskan secara detail di episode selanjutnya, jadi yang kita perlukan hanyalah rasa sabar dan ketelitian saat menonton ini. Keduabelas episode Link Click season 2 ini sudah terjamin saling terhubung dengan narasi yang mencengangkan dan memberikan cliffhanger demi cliffhanger yang mencekam.
Ada beberapa kekurangan yang mengurangi tensi cerita karena pihak produsen bereksperimen dengan pola narasinya di episode 9, namun secara keseluruhan episode tersebut masih bisa termaafkan karena mengandung backstory yang penting untuk ditampilkan. Link Click season 2 unggul dibandingkan serial lain yang sama-sama mengambil tema time-loop dan supranatural karena berhasil memberikan sentuhan emosional dan realistis. Plotnya mengandung rasa alturisme cukup jarang ditemukan di banyak anime lain bertema suspense/thriller.
Penokohan
Semua karakternya menonjol, terutama si kembar Li Tianxi dan Li Tianchen. Bahkan karakter yang secara stereotip digambarkan sebagai “orang gila” sekalipun memiliki perkembangan karakter yang cukup baik. Perkembangan karakter Lu Guang dan Qiao Ling dalam musin ini merupakan yang terbaik dari ketiga protagonis mengingat sebagian besar fokus cerita tertuju ke si kembar, para protagonis seakan tidak kebagian panggung. Namun, tindakan Qiao Ling dan Lu Guang dalam beberapa episode terakhir menjelaskan semuanya dan seakan memberikan lore bomb kepada penonton. Bisa saya simpulkan bahwa musim pertama berfokus pada Cheng Xiaoshi, sedangkan alur cerita utama (yang dimulai pada musim ini) berpusat di sekitar Lu guang dan Qiao Ling terutama jika kita mengingat episode penutup.
(Catatan penulis: EPISODE PENUTUPNYA GILA BANGET!! PERSIAPKAN DIRI KALIAN UNTUK DIHUJANI LORE BOMB.)
Visual dan Musik
Seni dan estetikanya indah secara keseluruhan. Seperti menonton sebuah cerita di dalam kanvas yang bergerak. Animasinya lebih mengalir ketimbang musim pertamanya dulu. Terutama adegan pertarungan beladiri tangan kosong yang benar-benar di-trace dari gerakan beladiri Shaolin tradisional Tiongkok.
Musik dan OST-nya sangat majestik dan mengagumkan. Terutama lagu opening-nya yang memiliki reff yang jika diputar terbalik, akan menghasilkan suara yang sama persis dengan reff versi normal. Belum pernah saya melihat ada lagu pembuka yang bisa diputar bolak-balik dari depan dan belakang seperti ini. Sangat cocok dengan tema ceritanya yang berkutat di sekitar time-loop. Juga lagu penutup episode 12 yang sengaja dibuat berbeda dari 11 episode lainnya membuat saya kehabisan kata-kata… Masterpiece. Semuanya adalah mahakarya.
Akhir kata: Jika kalian belum menonton Link Click, saya mohon sambil bersujud dalam-dalam… Tontonlah Link Click sekarang juga. Kalian tidak akan menyesal. Terima kasih.