[Ngopini] Karakter Self Insert serta Tahapan Fase Audiens

thumbnail post self insert

APA ITU SELF INSERT?

Self insert adalah bagaimana para penulis cerita memasukkan diri mereka ke cerita sebagai suatu tokoh. Dalam banyak kasus biasanya karakter tersebut diceritakan sebagai karakter sangatlah kuat, baik dalam segi kekuatan atau segi keberuntungan. Kasus ini biasa disebut sebagai Trope Mary Sue berdasarkan karakter fanfiksi serial Star Trek.

Perkembangan cerita dari karakter self insert pun makin lama makin berubah yang awalnya sebagai pelampiasan imajinasi si penulis semata. Menjadi alat mempermudah dalam membangun suatu cerita dengan menaruh si penulis sebagai karakter di cerita tersebut, baik sebagai karakter utama atau sebagai karakter pendukung.

Di era pasca modern ini, self insert tidak hanya menjadi cara para penulis dalam memasukkan dirinya sebagai karakter cerita, para penikmat cerita pun dapat melakukan hal yang sama. Demi memudahkan mengikuti cerita maka cara yang termudah adalah dengan memosisikan diri sebagai karakter utama tersebut. Di dunia per-wibu-an kata self insert ini bukanlah hal yang baru. Jika kalian ingin dan benar benar penasaran maka kalian dapat menyelam ke wattpad dan membaca beberapa fanfiksi self insert penulis ke suatu karakter anime. Kalau tidak salah ingat di facebook ada grup fanfiksi, tapi saya lupa namanya.

PANDANGAN PENULIS TERHADAP SELF INSERT

Siapa yang ketika masih SD suka nonton One Piece di TV nasional? Jadi ingat, masa ketika tidak ada beban, dan di pikiran hanya diisi oleh bermain dan berimajinasi saja. Berandai andai akan bebasnya dunia dewasa.

Saya mulai menonton atau menikmati cerita dengan memosisikan diri sebagai karakter utama ketika menonton One Piece. Kalau tidak salah di episode ketika Usopp dan Luffy sedang memiliki masalah internal, itu merupakan salah satu episode paling emosional dan menguras emosi. Pada saat itu, saya hanyalah seorang bocah yang tidak tahu apa apa. Tahunya cuman Luffy itu punya kekuatan dan bakal membuat Usopp babak belur tanpa ada perlawanan dari Usopp. Akan tetapi, kenyataannya malah sebaliknya. Luffy dibuat babak belur oleh Usopp, dan pada akhirnya melepaskan serangan akhirnya ke Usopp. Hal yang membuatku kesal lagi adalah ketika Luffy menang, tetapi tetap harus melepaskan kapal Going Merrynya.

Seminggu saya kepikiran akhir dari anime tersebut, karena jadwal penayangan One Piece di TV nasional hanya satu jam alias dua episode dalam seminggu. Pada saat itulah, saya memikirkan akhir alternatif, saya menjadi Luffy lalu mengalahkan Usopp dan pergi bersama kru Mugiwara menggunakan kapal Going Merry, jujur saja saya tidak suka dengan Usopp. Jadi itulah, awal awal saya masuk fase self insert. Nonton Naruto kepengen jadi Naruto atau Sasuke. Kemudian, nonton Chalkzone kepengen seperti Rudy, dan tiap papan tulis saya gambarin lingkaran besar pake kapur, siapa tahu keluar cahaya dan jadi portal.

Pada akhirnya saya mencapai fase puncak ketika menonton anime Nisekoi. Bayangkan suka ama karakter anime dan pacaran ama tuh karakter. Sewaktu menonton Nisekoi saya suka sekali dengan karakter Tsugumi. Sampai terbayang bayang karakter tersebut. Mikirin cerita bagaimana kalua saya bertemu dengan Tsugumi. Saya suka Nisekoi, tetapi tidak menjadi anime favorit saya.

Beberapa waktu kemudian, muncul serial anime SAO (Sword Art Online) musim kedua, dan karena antusias yang besar saya melakukan maratonton SAO musim pertama terlebih dahalu, sebelum menonton SAO musim kedua. Jujur, saya lebih menyukai musim keduanya daripada musim pertamanya. Pertama karena arc Mother Rosaria yang emosional, kedua karena ada Sinon. Waifu saya akhirnya pindah dari Tsugumi ke Sinon. Sama seperti sebelumnya, tiap hari mikirin Sinon lalu mikirin cerita, ketika saya bisa ketemu dengan Sinon. Pokoknya itu fase rusak-rusaknya saya.

Kemudian, pada akhirnya saya masuk ke fase akhir. Fase dimana saya menjadi Hachiman karena menonton Oregairu. Pikiran seakan akan penuh dengan monolog keren. Tangan di masukin ke saku celana seolah olah sedang terkena penyakit masuk angin. Pada saat itulah saya merasa kalau saya itu aneh. Seperti ada kesadaran diri tiba tiba muncul dalam diri saya

“Iya ya ngapain sih gua ngelakuin ini”

“Saya pun menyadari bahwa dunia nyata itu tidak sama seperti dunia anime.”

“Saya pun sadar bahwa dunia nyata itu menyebalkan dan menyusahkan, karena itulah mengapa saya begitu terobsesi dengan dunia anime.”

Pada akhirnya saya berhenti, dan ketika menonton anime saya tidak dapat melihat diri saya kepada karakter utama tersebut. Saya melihat bahwa karakter tersebut memiliki kisahnya sendiri, saya memiliki kisahnya sendiri, dan penulis yang menulis cerita tersebut, memiliki kisahnya sendiri. Bahkan, karakterisasinya saya dengan karakter tersebut pun juga berbeda. Saya juga sering kali menemui karakter yang memiliki kehidupan yang dapat saya rasakan dan saya terhubung dengan karakter tersebut, tetapi ………

PADA AKHIRNYA KARAKTER TERSEBUT MEMILIKI CERITANYA SENDIRI DAN SAYA JUGA MEMILIKI CERITA MILIK SAYA SENDIRI

TAHAPAN AUDIENS

Audiens atau penonton yang menikmati cerita dengan cara self insert, saya yakin akan keluar dari zona ini atau setidaknya melemah. Itu juga tergantung pada tingkat kesadaran atau daya imajinasi individu tersebut. Karena itulah saya memisahkan tahapan tahapan pada individu yang melakukan self insert. Serta tingkatan ini bisa dibilang berdasarkan pada tahapan perkembangan otak.

A. FASE AWAL

ilustrasi self insert fase awal

Fase awal ini di mulai karena suatu obsesi pada suatu karakter, dunia maupun cerita. Hal tersebut akan menjadi pemicu individu tersebut mengaktifkan daya imajinasinya dan mulai masuk ke dunia tersebut.

B. FASE CHUUNIBYOU (中二病)

ilustrasi self insert fase chunnibyou

Fase chuunibyou berdasarkan istilahnya dapat berarti suatu individu yang memanifestasikan perilaku delusi, terutama berpikir bahwa dia memiliki kekuatan khusus yang tidak dimiliki orang lain. Seperti salah satu anime dari KyoAni yang mana karakternya berdelusi atau berimajinasi bahwa dia sedang berada di dalam pertempuran sihir. Namun, seiring pergantian jaman, keinginan dan hasrat manusia dapat berubah ubah sesuai apa yang ia inginkan. Ada yang berimajinasi berpacaran dengan karakter anime. Lalu ada juga kasus dimana dia menganggap bahwa dirinya adalah manusia paling pintar dan manusia lain hanyalah alat semata.

Kepribadian individu tersebut berubah ubah sesuai dengan apa yang dia tonton atau anime yang dia tonton sebelumnya. Hal ini di dalam ilmu sosiologi dapat disebut dengan imitasi. Imitasi adalah sikap sosial dimana individu tersebut meniru sosok fiksi maupun non fiksi yang dia kagumi. Mulai cara berbicara dan cara berpakaian serta cara berpikir tokoh tersebut.

C. FASE AWARENESS

ilustrasi self insert fase awareness

Fase awareness adalah tahapan awal ketika kesadaran mulai muncul. Fase ini bisa terjadi karena menurunnya perkembangan otak manusia seiring bertambahnya usia. Akan tetapi fase ini juga dapat terjadi karena faktor eksternal dimana terjadi suatu kejadian yang membuat perasaan sadar,salah dan tidak nyaman muncul.

D. FASE POST AWARENESS

ilustrasi self insert fase post awareness

Fase post awareness adalah fase di mana individu yang mendapatkan kesadaran tersebut mulai meninggalkan cara berimajinasi tersebut. Bagaimana dia menonton anime dengan membayangkan kalau dirinya ada di anime tersebut mulai menghilang, dan yang dia lihat hanyalah suatu karakter cerita yang tidak ada hubungannya dengan dirinya. Pembeda antara dunia nyata dan dunia imajinasi mulai terlihat jelas.

KARAKTER SELF INSERT

Pada bab ini saya akan membahas soal karakter self insert entah itu di media barat maupun media animanga jepang. Karena hal ini agak sedikit menarik karena sampai sampai membuat pamor buruk bagi suatu waralaba atau bahkan suatu perusahaan.

A. KARAKTER SELF INSERT DI MEDIA BARAT

karakter self insert media barat

Sudahkah kalian membaca komik barat? DC dan Marvel? Apa yang saya maksud bukanlah komik seperti Killing Joke, The Dark Knight Returns maupun The Amazing Spiderman. Apa yang saya maksud adalah komik barat pada era pasca modern. Jadi, ada berita pembuat atau penulis dari komik I Am Not Starfire membuat karakter utama dari komik tersebut berdasarkan self insert dia sendiri. Tidak ada yang salah dengan self insert. Apa yang salah adalah kalau membuat karakter self insert buat mengampanyekan suatu agenda. Oke ini dari DC. Bagaimana dengan Marvel? Sudah pernah dengar tentang komik berjudul Warrior? Oh bagaimana dengan komik superhero yang menginterpretasikan wanita hamil? Really Marvel?!

Bagaimana dengan dunia kartun? Pasti ada hal yang bagus terjadi di kartun barat. Oh tunggu … pernahkah kalian menonton anime orisinal buatan Chrunchyroll ? Tokoh utamanya punya rambut pink yang secara kebetulan mirip dengan kreatornya sendiri. Why?!

Bagaimana dengan Powerpuff Girl? Saya suka sekali dengan kartun ini karena menunjukkan betapa kerennya karakter cewek cewek. Oh tunggu … mereka melakukan reboot dan penulisnya memasukkan karakter self insert-nya ke kartun tersebut. Jake Goldman nama dari penulis yang bertanggung jawab atas drama ini pun ketika di wawancara, dia mengatakan kalo dia suka Blossom atau karakter yang rambut merah dan selanjutnya sudah pasti tahulah … dia membuat karakter yang membuat Blossom jatuh cinta kepada karakter self insert tersebut. Powerpuff Girl orisinal menampilkan Blossom sebagai karakter paling cerdas, pemimpin, dan dewasa di antara karakter utama lainnya. Bagaimana di reboot? Hancur dan mendapatkan rating 3,5/10 di IMDB.

B. KARAKTER SELF INSERT DI MEDIA ANIMANGA JEPANG

Contoh karakter self insert animanga

Bagaimana dengan dunia animanga dalam memasukkan karakter self insert? Beberapa membuat karakter utamanya dengan komposisi.

Baik + Minim Dialog + Selalu benar/Selalu menang + Rambut ruas tiga = Karakter Utama

Komposisi seperti itu juga tanpa alasan semata. Penulis membuat karakter utama seperti itu agar para pembaca dapat self insert ke karakter tersebut dengan mudah. Serta ini memudahkan penulisnya lebih fokus ke hal lain seperti ke karakter pendukung, konflik, dan karakter cewek. Saya tidak menyebut karakter ini adalah karakter jelek. Ada beberapa yang di eksekusi dengan baik karena mereka merasakan struggle dan berada di kondisi bahwa dia tidak selamanya menang.

“Karakter utama yang bagus itu ketika dia merasakan kegagalan. Membuat karakter tersebut tampak seperti manusia yang mana dapat merasakan kenyataan hidup”

Beberapa penulis membuat karakter self insert mereka sendiri ke cerita animanga, tetapi agar tidak merusak cerita atau plotnya, mereka hanya memunculkannya layaknya karakter cameo saja. Seperti Sigsawa sensei yang hanya disebutkan di dialog lalu wajahnya muncul sepersekian detik. Ada Sorachi yang menjadi gorilla, atau jangan jangan dia itu memang gorilla.

C. BERBAGAI CONTOH KARAKTER SELF INSERT YANG TEPAT UNTUK DITULISKAN

contoh self insert yang tepat

Saya bukanlah pakarnya pakar dan ahlinya ahli, tetapi saya dapat memberikan berbagai macam contoh karakter self insert yang tepat dan bagus ketika masuk ke cerita yang dituliskan oleh penulisnya. Sebut saja Shinji di Evangelion yang merupakan karakter self insert dari Hideaki Anno. Kenapa bagus? Karena dia menderita.

Shinji gagal dan dirundung, tetapi dia tetap berbuat baik bahkan menyelamatkan perundungnya.

Selanjutnya ada Punpun dari Oyasumi Punpun, alasannya pun sama seperti Shinji. Akan tetapi, saya lebih merasa terhubung dengan Punpun daripada Shinji.

Kemudian, ada Yuuki dari Princess Connect. Saya merasa kalau versi animenya lebih disukai daripada versi gimnya. Yuuki yang beban, tetapi lucu dan ada saja kelakuannya yang membuatku tertawa. Puncaknya ada ketika dia membakar buku haram di tengah lapang.

Terakhir tetapi belum terkonfirmasi oleh Inoue sensei sendiri. Namun, dalam berbagai wawancara Inoue selalu menyebutkan kalau karakter biksu Takuan adalah karakter favoritnya. Hmm … apakah benar Takuan itu adalah karakter self insert dari Inoue sensei sendiri, ataupun mungkin dia memang suka Takuan sejak dia membaca novel Musashi sebelum menggambar manga Vagabond.

PENUTUP

Terima kasih sudah membaca tulisan ini, saya haturkan rasa terima kasih sebanyak banyaknya.


Sumber: Aldi NasGor (Facebook)

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment