KANAU
Home Fact & Trivia Fact & Trivia (Game) [Game Corner] Bagaimana Hidetaka Miyazaki Menyelamatkan Pemain Souls Dari Depresi

[Game Corner] Bagaimana Hidetaka Miyazaki Menyelamatkan Pemain Souls Dari Depresi

Hidetaka Miyazaki – Kreator gim Souls

Hidetaka Miyazaki adalah kreator dari gim Souls mulai dari Demon Souls, Trilogi Dark Souls, Bloodborne, Sekiro, hingga gim yang sedang hype sekarang ini yaitu Elden Ring. Kesuksesan Elden Ring membuat orang-orang mulai menyadari keindahan dari Souls Series dan mulai mengenal lebih dalam gim Souls. Hal ini seolah-olah menjadi angin segar bagi komunitas gim karena akhirnya ada gim yang tidak mengecewakan antusias hype-nya. Beberapa tahun belakangan ini kita selalu menjumpai gim yang overhype, tetapi ketika rilis malah biasa saja atau bahkan berakhir buruk.

Walaupun begitu, tidak banyak juga yang menghujat Elden Ring karena tidak semua orang menyukai hal yang populer. Beberapa orang menyebut Elden Ring terlalu susah dan harus ada mode mudahnya. Bahkan di bagian pengembangan saja ada yang mengkritik Elden Ring karena UX dan Quest Design. Entah karena mereka memang benar-benar tahu mana desain gim yang bagus atau mereka hanya merasa “tergarami” dengan kesuksesan Elden Ring.

Di sisi lain, pemain yang memainkan Elden Ring mulai banyak yang mencurahkan perasaan mereka tentang bagaimana gim tersebut menyelamatkan mereka dari depresi, dan memotivasi mereka untuk terus hidup. Banyak sekali video Youtube yang berjudul “How Souls Game Saved Me” yang menceritakan pengalaman mereka bermain gim Souls Series dan bagaimana mereka mendapatkan motivasi hidup.

Bagaimana mungkin gim yang begitu susah dengan penuh monster menakutkan bisa membantumu untuk melawan depresi?

1. Self Efficacy

“You’re Not Win, You Get Better”

Alasan mengapa Hidetaka Miyazaki tidak membuat perbedaan tingkat kesulitan di dalam gimnya adalah dia ingin membuat game yang memperlakukan semua pemain setara. Yang membedakan mereka hanyalah kecepatan beradaptasi dan belajar dari kesalahan. Ketika pemain sudah dalam keadaan stuck, maka mereka akan dipaksa untuk mencoba lebih keras lagi atau mundur. Ketika pemain merasakan ada peningkatan di dalam dirinya seperti mengalahkan suatu bos, atau bahkan hanya karena HP bos berkurang lebih banyak daripada percobaan sebelumnya, maka pemain tersebut akan merasa termotivasi lagi untuk menantang bos tersebut sampai berhasil. Kondisi ini disebut Self Efficacy.

Ketika pemain menyadari bahwa dirinya menjadi lebih baik daripada sebelumnya, dia akan menjadi lebih percaya diri. Miyazaki menaruh penghargaan kepada pemain yang sudah mengalahkan suatu bos dengan Soul dan Item. Namun, penghargaan terbesar bukanlah hal tersebut, tetapi rasa lega ketika melontarkan serangan terakhir ke bos tersebut dan perasaan percaya diri bahwa apapun tantangannya akan dapat dilalui.

2. Melawan Rasa Takut

“I Know You’re Weak. So Prove Me Wrong”

Enemy Design atau desain musuh dan bos di Souls Game sangatlah menakutkan dan mengintimidasi. Karaktermu hanya sebesar manusia biasa, lalu musuh yang harus kamu hadapi sebesar sepuluh kali lipat bahkan lebih dari ukuran karaktermu. Perasaan takut langsung menghantuimu. Namun, percayalah bahwa kamu dapat mengalahkan musuh tersebut. Hal ini seringkali saya alami ketika bermain gim ini.

Ketika bermain Dark Souls di PS3, saya langsung gemetar ketika berhadapan dengan Hydra. Seandainya bisa saya deskripsikan, besar dari Hydra itu sama dengan besar satu kolam danau. Jadi, di danau tersebut ada Hydra yang menunggu untuk membunuhmu. Saya kemudian lari ke area berikutnya tetapi saya berpikir, “Jika Hydra saja saya tidak mampu apalagi melawan Lord Gwyn”. Kemudian saya kembali dan menantang Hydra. Saya berhasil melawan Hydra yang merupakan rasa takut saya sewaktu pertama kali bermain game Souls.

Musuh yang besar tersebut merupakan pesan tersendiri dari Miyazaki untuk mengatakan bahwa kita ini lemah dan kecil. Namun, musuh ada di sana sebagai pembuktian bahwa kita ini tidaklah lemah. Kita dapat menjadi jauh lebih kuat daripada yang kita bayangkan. Ketika kita berhasil mengalahkan musuh tersebut, Miyazaki pun tersenyum sambil berkata,

“You Prove Me Wrong. You Are Truly Strong”

3. Struggle and Try

Don’t You Dare Go Hollow

Kita sering kali merasa kesusahan sewaktu memainkan gim ini. Namun, kita selalu mempunyai pilihan. Mencoba lagi, putar balik atau menyerah. Semua gim Souls itu bisa dikatakan adalah gim eksplorasi yang multilinear, di mana tiap arah jalan akan menuntunmu pada area baru dengan musuh yang berbeda. Ketika kamu stuck pada satu bos, maka kamu dapat mengeksplorasi area lain dan bertemu bos lainnya, lalu kembali untuk menantang bos yang membuatmu stuck tadi.

“Games Supposed To Be Fun and Relaxing, Not Stressfull”

Saya setuju kata-kata ini. tetapi jangan jadikan ini sebagai alasan agar FromSoftware membuat Elden Ring versi easy mode. Jika gim menjadi sangat mudah dan tidak ada tantangan apapun, maka gim tersebut akan repetitif dan membosankan. Jika kalian komplain dengan gim Souls, maka jangan memainkannya.

Kita memainkan gim Souls bukan karena seorang masokis yang ingin siksaan. Kita memainkan gim Souls karena kita ingin menjadi diri kita yang lebih baik lagi. Kita yang merasa bahwa usaha dan kerja keras kita terbayar dengan melawan bos di gim dan untuk pertama kalinya kita dapat merasakan apa itu menjadi seseorang. Dianggap, dihargai dan mempunyai jiwa.

Souls Game Save Souls”

Sumber: Aldi Nasgor

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad

Bagikan: