[Fact & Trivia] Empat Mangaka Hebat yang Pernah Ditolak WSJ

Table of content:
Portal Jepang MAGMIX menerbitkan sebuah artikel yang menggambarkan cerita empat mangaka yang karyanya telah dikenal orang banyak hari ini. Namun, pada awalnya karya mereka pernah ditolak oleh departemen editorial majalah Weekly Shounen Jump, sebuah majalah manga mingguan terkenal di bawah perusahaan Shueisha.
Bagi banyak mangaka, mendapatkan serialisasi oleh Jump merupakan mimpi besar. Namun, hanya segelintir karya yang bisa diterbitkan di majalah tersebut. Setelah diserahkan ke departemen editorial, hanya mangaka yang lolos seleksi minat, dan kemampuan menggambar sesuai dengan gaya Jump, yang bisa diserialisasikan. Oleh karenanya, di balik setiap seri baru yang bermunculan, banyak pula karya yang ditolak.
Berikut nama mangaka terkenal yang pernah ditolak oleh Weekly Shounen Jump.
1. Hajime Isayama – Shingeki no Kyojin
Sebagai permulaan, ada mangaka yang terkenal akan ceritanya yang mampu menyentuh hati dengan mengangkat tema kemanusiaan dan rasisme, yaitu Hajime Isayama. Isayama-sensei sendiri telah menjelaskan bahwa dirinya ditolak oleh Jump. Setelah penolakan tersebut, beliau membawa karyanya ke ruang redaksi Shuukan Shounen Magazine Kodansha, di mana beliau memenangkan penghargaan sebagai Artis Pendatang Baru untuk Shingeki no Kyojin. Serial ini kemudian diterbitkan di Bessatsu Shounen Magazine, dan seiring dengan adaptasi animenya, membuat penjualan manganya sendiri meningkat drastis hingga melebihi 100 juta eksemplar.
2. Rumiko Takahashi – Inuyasha
Rumiko Takashi, mangaka yang telah menghasilkan banyak karya yang cukup sukses, turut menceritakan dalam wawancara bahwa beliau biasa membawa karyanya ke Jump ketika beliau masih kuliah. Namun, beliau tidak bisa mendapatkan serialisasi di Weekly Shounen Jump, dan kemudian melanjutkannya ke Weekly Shounen Sunday Shogakukan. Novel pertamanya yang diterbitkan di Shogakukan, Kagaku na Yatsura, merupakan cerita komedi romantis dengan unsur fiksi ilmiah pertama pada masanya, dan mendapatkan pujian yang cukup besar.
Reputasi ini menyebabkan serialisasi Urusei Yatsura mendapatkan kesuksesan yang luar biasa. Kemudian, beliau menjadi seorang mangaka yang terus mendukung Weekly Shounen Sunday selama bertahun-tahun dengan beberapa karya di antaranya Ranma 1/2, Inuyasha, Kyoukai no Rinne, dan MAO.
3. Tomohito Oda – Komi-san wa, Comyushou desu
Komi-san wa, Comyushou desu merupakan sebuah manga komedi yang diterbitkan di majalah Weekly Shounen Sunday dan terjual lebih dari 5,5 juta eksemplar. Manganya sendiri telah mendapatkan adaptasi live action dan anime yang tayang musim ini. Di balik kesuksesan manga tersebut, terdapat sebuah cerita dari mangakanya, Tomohito Oda-sensei yang pernah ditolak oleh departemen editorial Jump karena karyanya dianggap “membosankan”. Namun, Oda diterima dengan baik oleh editor Jump Square, dan menerima ulasan yang sangat positif di Weekly Shounen Sunday. Kemudian ia menyerahkan karyanya ke Shogakukan Newcomer Comic Award, dan memenangkan hadiah utama. Setelah itu, karyanya resmi debut pada tahun 2014.
4. Wataru Watanabe – Yowamushi Pedal
Watanabe-sensei merupakan seorang mangaka penggemar berat Weekly Shounen Jump. Namun, beliau tidak dapat membuat serial karyanya di Jump dan terpaksa mundur. Watanabe-sensei berkata tentang waktu itu, “Saya kurang berusaha”. Pada usia lima belas tahun, Watanabe telah memenangkan penghargaan terhormat di Hop Step Award ke-22 Shueisha. Pada usia akhir 30-an, beliau membuat lompatan besar dengan manga berjudul Yowamushi Pedal yang diserialisasikan di Weekly Shounen Champion sejak 2008. Yowamushi Pedal pun meraaih kesuksesan yang besar dan berhasil terjual melebihi 25 juta eksemplar.
Demikian empat nama mangaka yang karyanya pernah ditolak Jump. Dari kisah-kisah mangaka tadi, kita bisa mengambil hikmah bahwa jika kita gagal atau mengalami penolakan, jangan pantang menyerah karena bisa jadi kesuksesan datang pada kesempatan kedua atau ketiga di tempat yang lain.
Cheer up, guys!
Sumber: Somoskudasai