#1 Your Trusted Business Partner

[Ngopini] Apakah Komi-san Karakter Antisosial?

Raven Guard

Kali ini saya akan membahas tentang misteri di balik fenomena yang dialami oleh tokoh fiksi Komi Shouko–yang biasa disebut Komi-san ini–dari serial anime Komi-san wa Komyushou desu; animenya sendiri sedang dalam masa penayangan pada musim gugur sekarang.

Sedikit cerita, saya tertarik untuk membuat tulisan ini setelah menonton episode pertamanya yang begitu memukau, tapi kok sepertinya dibalut oleh misteri– layaknya teka-teki–yang disampaikan oleh narator di awal cerita, yaitu Komi-san adalah orang yang bukannya tidak mau berkomunikasi, melainkan memang tidak bisa.

Tak ayal, langsung saja saya teringat dengan sosok Yukishiro Nanako dari Senryuu Shoujo dan Nishimiya Shouko dari Koe no Katachi bahwa persamaan kedua karakter tersebut dengan Komi Shouko adalah sama-sama mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Akhirnya, rasa penasaran langsung “menyala” dan segera mencari informasi sana-sini: jangan-jangan Komi-san ini juga mengalami gangguan berbahasa.

Hasilnya adalah BINGO!

Setelah melakukan riset singkat, hipotesis yang didapat untuk menjawab fenomena Komi-san–yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi–adalah dia menderita gangguan berbahasa bernama Afasia Motorik Kortikal.

Pengingat : Tulisan ini adalah opini pribadi penulis; bagaimana penulis menginterpretasi cerita. Kebenaran terhadap suatu karya kembali pada mangaka.

A. Apa itu Afasia Motorik Kortikal?

Sederhananya, Afasia Motorik Kortikal ini merupakan gangguan yang disebabkan oleh hilangnya kemampuan untuk mengutarakan isi pikiran dengan perkataan/ujaran. Dengan kata lain, penderita hanya bisa menyampaikan isi pikirannya melalui ekspresi visual berupa bahasa tulis atau isyarat. Meski begitu, penderita tidaklah mengalami kesulitan untuk memahami bahasa lisan dan tulisan.

Singkatnya adalah Komi-san ini orang yang mampu memahami bahasa lisan dan tulisan dengan baik, hanya saja dia mengalami kesulitan untuk mengutarakan pikirannya melalui bahasa lisan. Oleh sebab itulah, Komi-san selalu menggunakan media buku atau papan tulis untuk berkomunikasi dengan orang lain.

B. Kenapa Komi-san Bisa Menderita Afasia Motorik Kortikal?

Jawabannya tidaklah jauh dari lingkungan keluarga. Jangan khawatir, Komi-san bukanlah korban KDRT. Dia hidup di tengah-tengah kehangatan keluarga yang harmonis. Apakah mungkin faktor kecelakaan? Bukan juga. Aman sehat sentosa. Lantas apa kalau begitu? Tidak lain dan tidak bukan karena faktor keturunan.

Yup, salah satu penyebab banyaknya penyakit yang dialami oleh kebanyakan orang bukanlah karena kesalahan yang dilakukan oleh orang itu atau pun dampak dari luar, melainkan karena faktor dari dalam alias gen. Ayah kandung Komi-san sendiri Komi Masayoshi ternyata juga menderita Afasia Motorik Kortikal. Pembaca manga mungkin sudah diperlihatkan bagaimana sosok sang Ayah dan bagaimana caranya berinteraksi dengan putrinya.

C. Apa Ciri-Ciri Penderita Afasia Motorik Kortikal?

Ciri-ciri yang dapat dikenali jika seseorang menderita Afasia Motorik Kortikal ini adalah terjadinya kesulitan ketika berbicara spontan, lambat dalam berbicara, terbata-bata, monoton, dan cenderung menggunakan kalimat pendek. Hal ini disebabkan adanya kerusakan otak pada lapisan permukaan daerah Broca (Lobus Pariental).

Nah, jika menilai dari ciri-cirinya, bukankah itu Komi-san banget?

  1. Komi-san sulit berbicara spontan
  2. Komi-san lambat dalam berbicara
  3. Komi-san terbata-bata saat berbicara
  4. Komi-san menggunakan intonasi yang monoton saat berbicara
  5. Komi-san hanya bisa memproduksi ujaran pendek saat berbicara
  6. Ayah Komi-san juga menderita Afasia Motorik Kortikal
  7. Komi-san sering menggunakan tulisan untuk berkomunikasi
  8. Komi-san memahami bahasa lisan dan tulisan

Dari kedelapan ciri-ciri yang sudah dengan jelas ditunjukkan oleh Komi-san maka tidak diragukan lagi bahwa sosok Komi Shouko ini adalah penderita gangguan berbahasa yang disebut Afasia Motorik Kortikal.

D. Bagaimana Cara Berkomunikasi Dengan Penderita Afasia Motorik Kortikal?

BERKOMUNIKASILAH SEPERTI BIASANYA.

Penderita ini bukan orang dengan gangguan pendengaran, bukan juga orang yang hilang akal. Mereka bisa mendengar dengan baik, melihat dengan baik, dan memahami bahasa lisan dan tulisan. Maka dari itu, berkomunikasilah selayaknya kita berkomunikasi. Walaupun, mereka akan sedikit kesulitan karena mungkin menggunakan tulisan atau isyarat untuk berkomunikasi.

Meski begitu, tetaplah ajak untuk berkomunikasi!!! Serial Komi-san wa Komyushou desu ini berusaha memperkenalkan nasib seorang penderita Afasia Motorik Kortikal. Coba lihat bagaimana nasib Komi-san sebelum bertemu dengan Tadano Hitohito (beh bikin nama gak niat)?

Komi-san sendirian, kesepian, tersingkir dari lingkar pertemanan–uuhhhh kacian Komi-chan–hanya karena dia sulit untuk berkomunikasi secara lisan dan parahnya seringkali disalahpahami oleh orang lain kalau Komi-san ini tipikal orang yang tidak suka berurusan dengan orang lain; suka menyendiri.

Oda Tomohito selaku mangaka ingin menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa penderita Afasia Motorik Kortikal ini bukanlah penyendiri, justru mereka adalah orang yang PALING ingin berkomunikasi selayaknya orang kebanyakan. Untung saja Komi-san tidak digambarkan sampai depresi.

Keberadaan Komi Shuuko yang ceria dan pandai berbicara adalah wujud untuk mewakili sosok yang peduli kepada Komi Masayoshi hingga dia pun bisa mendapatkan seorang istri dan hidup normal seperti orang pada umumnya.

Begitu pula hal yang sama terjadi pada kehadiran Tadano Hitohito dan Osana Najimi–mereka berdua ini aslinya secara penokohan merupakan pecahan dari Komi Shuuko; Tadano sebagai penerjemah dan Najimi sosok periang–yang ditujukan untuk berteman dan membangun hubungan normal dengan Komi-san selaku penderita.

Coba dipikir ulang, apakah tujuan dari serial Komi-san wa Komyushou desu??? KOMI-SAN INGIN MENDAPATKAN 100 TEMAN. Sampai segitunya!! Komi-san benar-benar layaknya orang yang dianggap tidak ada, terasingkan sampai memiliki tujuan semacam itu. Oleh karena itu, bertemanlah dengan penderita dan membuat cerita bahagia bersama.

Penutup

Oke, mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan dalam tulisan ini. Terlepas dari kebenaran yang menyertai dari kehadiran serial Komi-san wa Koumyushou desu ini, saya harap kita semua bisa mengambil pelajaran berharga darinya karena itulah bagian terpenting: alasan cerita itu ada. Sekian dan terima kasih.

Bagikan:

[addtoany]

Related Post

Leave a Comment

Butuh informasi lebih lanjut atau ingin berdiskusi dengan tim KANAU?