Kanau.org – Bermain gim menjadi pilihan kebanyakan orang untuk mengisi waktu luang. Dengan berbagai macam jenis mode permainan dan genre, para pemain punya banyak variasi opsi gim yang bisa dijajal. Salah satu genre yang cukup terkenal di kalangan penggemar gim yaitu genre turn based.
Bagi yang masih asing, turn based sendiri adalah sistem gameplay dalam suatu gim di mana permainan tersebut menggunakan sistem giliran dalam mode pertarungannya. Pemain akan ditempatkan sebagai pemberi komando atau perintah dari beberapa pilihan movement yang telah ditentukan kepada karakter yang dimainkan ketika mendapat gilirannya.
Kanauzen tahu tidak? Sebagai salah satu genre awal yang hadir di masa awal dunia video gim, ternyata genre turn based ini menyimpan fakta dan sejarah menarik, loh! Penasaran? Yuk kita simak pembahasannya!
1. Pertama Kali Digunakan dalam Gim Simulasi Perang Dunia
Sistem turn based pertama kali diperkenalkan oleh Atari pada tahun 1981 dalam video gim besutan mereka, Eastern Front (1941). Dalam gim Eastern Front (1941), pemain akan berperan sebagai kepala komando Jerman dalam invasi Uni Soviet. Selaian Eastern Front (1941), Koei Company juga mengeluarkan gim strategi turn based militer pada 1985, Romance of The Three Kingdom, yang menggunakan latar zaman tiga kerajaan tiongkok (Samkok). Salah satu judul franchise terkenal, Civilization, yang hadir sejak 1991 hingga update series terbarunya masih bertahan dengan sistem turn based ini.
Selain strategi militer, turn based juga diaplikasikan kedalaman genre RPG. Cukup banyak perdebatan judul gim RPG yang pertama kali mengadaptasikan sistem ini. Tapi yang jelas, sistem ini digunakan pertama kali dalam gim RPG sebagai adaptasi permainan Dungeon & Dragon. Salah satu judul gim yang menggunakan turn based, Dragon Quest, bahkan disinyalir menjadi pelopor atas terbentuknya sub-genre JRPG.
2. Sistem Paling Populer yang Dipakai dalam Genre JRPG
Walaupun awalnya digunakan dalam gim berbasis strategi militer, nyatanya turn based sendiri lebih populer di kalangan pemain JRPG. Bagaimana tidak, judul judul besar seperti Pokemon Classic, Final Fantasy Series, Persona Series, serta gim-gim mobile bertema anime menggunakan sistem turn based ini.
Dengan banyaknya sistem turn based dalam gim JRPG, bukan berarti setiap gim JRPG punya cara main yang sama. Beberapa pengembangan dan pembaruan terhadap sistem turn based memberikan nilai dan keunikan dalam setiap gimnya. Contohnya seperti gim Shin Megami Tensei yang memiliki konsep steal turn untuk memberikan tambahan giliran menyerang. Gim Alice Fiction juga menggunakan sistem command berupa colour match puzzle ketika giliran menyerang.
3. Gameplay yang “Meninabobokan” dan Sering Menjadi Perdebatan Penggunaannya dalam Gim Modern
Tidak dapat dipungkiri, dengan gameplay yang tergolong lambat dan pola mode pertarungan yang berulang-ulang bukan tidak mungkin pemain dibuat terlelap sepanjang permainan.
Selain itu, sistem turn base memiliki kekurangan di mana pada sistem ini sangat sulit untuk memasukan unsur kompetitif dan multiplayer di dalamnya. Alhasil sistem turn based lebih sering digunakan dalam gim single player dan sistem multiplayer-nya hanya sebatas di mode PVP atau rent character.
Kekurangan lain dari turn based ini adalah sistemnya yang dianggap usang untuk dipakai dalam konsol maupun perangkat keluaran terbaru. Berbeda dengan konsol lawas yang umumnya menggunakan controller dengan tombol yang sedikit, controller untuk perangkat konsol sekarang memiliki tombol yang lebih banyak dan dirasa sangat sia-sia. Ini mengurangi experience bermain jika game yang dimainkan tidak memiliki kombinasi input yang beragam.
4. Walaupun Dirasa Ketinggalan Zaman dengan Perangkat Sekarang, Pasarnya Masih Tetap Ramai
Dengan segala polemik dan kontra dari penggunaan sistem turn based ini, nyatanya pasar dari genre ini masih cukup besar terutama di Jepang. Beberapa gimnya sendiri bahkan telah memiliki fandom yang cukup besar dan terkenal terutama di kalangan pecinta anime seperti Honkai Star Rail ataupun Final Fantasy Series.
Alasan sistem turn based ini ramai karena memiliki keunggulan untuk mengembangkan variasi karakter yang lebih banyak daripada real time combat untuk bisa dimasukkan ke dalam gimnya. Selain itu karena sistemnya menggunakan giliran, pemain tidak diharuskan memiliki skill mekanik yang mumpuni dan hanya bergantung dari pola strategi pengambilan keputusan pemain. Karena hal ini juga pemain lebih leluasa untuk bermain di mana saja tanpa takut gagal kontrol.
Mengingat pasar utama JRPG, terutama gim mobile, berada di Jepang. Penggunaan sistem turn based adalah pilihan yang cukup tepat mengingat mobilitas masyarakat di sana cukup padat. Pemain masih bisa bermain walaupun keterbatasan waktu senggang bahkan beberapa gim turn based memiliki sistem auto. Sistem ini memberikan kemudahan untuk pemain yang terpaksa meninggalkan permainan untuk kembali bekerja.
5. Diaplikasikan Sungguhan Kedalaman Pertempuran Pra-PD1
Sering bagi Kanauzen di sini mendengar atau malah mendapat sebuah statement terhadap sistem turn based ini jika tidak ada di dunia nyata orang berkelahi maupun perang yang melakukan serangan secara bergantian antar pasukan. Nyatanya turn based ini benar benar dipraktekkan dalam pertempuran, loh. Contohnya di masa perang Napoleonic dan perang sipil Amerika 1860.
Pada masa itu, senjata perlu waktu cukup lama untuk mengisi peluru dan hanya dapat satu kali menembak per satu kali isi ulang. Alhasil, strategi yang dipakai pada saat perang tersebut adalah cover, charge, counterattack. Strategi ini mengharuskan pasukan berbaris dalam barisan depan memanjang. Pasukan akan secara konstan bergantian dari posisi menyerang, berlindung, dan mengisi ulang sehingga membentuk “turn based“. Bahkan ketika akan melakukan serangan, komando akan memberi aba-aba terlebih dahulu kapan akan menembak serentak.
Penutup
Itulah beberapa fakta dan sejarah dari genre turn based yang telah kami rangkum untuk Kanauzen. Setelah mengetahui fakta dan sejarahnya, apakah Kanauzen sekarang mulai tertarik mencoba genre satu ini? Atau Kanauzen telah memiliki judul gim turn based yang jadi favorit? Jangan lupa tulis di komentar,ya!