#1 Your Trusted Business Partner

[Ngopini] Lagi-Lagi Nexon Berulah: Sensor Tuturan Asagi Mutsuki

Raven Guard

Tuturan Asagi Mutsuki versi server Global

Hai, bertemu lagi dengan saya berserta tulisan unfaedah lainnya. Pada kesempatan ini, saya ingin mengutarakan tanggapan terkait fenomena SENSOR yang dilakukan oleh Nexon selaku pengembang dan distributor gim Blue Archive server global. Sensor yang dimaksud dalam tulisan ini ialah sensor bahasa yang dituturkan oleh salah satu karakter gim pada momen perayaan Hari Raya Natal.

Kemarin malam, (24/12) merupakan malam Hari Raya Natal yang dirayakan oleh umat Kristen. Perayaannya tidak hanya berlangsung di dunia nyata saja, melainkan juga di dalam gim; ada Christmas Event. Kebanyakan gim—apalagi berbasis daring—akan mengadakan perayaan tersebut. Gim Blue Archive yang belakangan sedang ramai diperbincangkan di kalangan pemain gim gacha pun demikian.

Salah satu wujud dari keikutsertaan gim Blue Archive dalam merayakan malam Natal, yakni memberikan semacam role kepada setiap karakter gim; mengucapkan atau mengatakan gagasan pun suatu pemikiran mengenai Hari Raya Natal. Berdasarkan pada ucapan atau tuturan para karakter yang berhasil dihimpun, ditemukan ungakapan yang merujuk ke arah adegan dewasa; cukup menggoda iman.

Karakter yang menuturkan kalimat vulgar secara halus tersebut bernama Asagi Mutsuki. Apabila dicermati, ternyata bentuk tuturan (tulisan) yang disampaikan terdapat perbedaan antara versi server Jepang dan Global. Padahal, jika ditinjau dari ucapan lisannya tidak ada perbedaan; sama-sama berbahasa Jepang. Supaya lebih jelas, berikut merupakan tuturan dari versi Jepang dan Global.

[Jepang]

じゃじゃん!クリスマスのプレゼントは。。。この私!リボンを解くといいよ?くふふふ

‘Jeng-jeng! Hadiah natalnya adalah … aku! (Sensei) boleh melepas pitanya, loh? Hihihi!’

[Global]

Drum roll, please! Your Christmas present is … me! Best give ever, huh? Heeheehee!

‘Mainkan drumnya! Hadiah natalmu adalah … aku! Pemberian terbaik (yang pernah ada), ‘kan? Hehehe!

Tuturan di atas secara sekilas tidak ditemukan keanehan yang cukup mencolok. Bagi pemain gim yang memainkan server Global dan tidak memahami bahasa Jepang tentu tidak akan menyadarinya. Namun, bagi pemain yang paham, mereka menemukan keganjilan bahwa antara tuturan (tulisan) terjemahan dengan tuturan (lisan) yang diucapkan oleh Mutsuki dalam bahasa Jepang tidak cocok.

Kesampingkan ungkapan “Jajan~!” yang berubah menjadi “Drum roll, please!” karena perbedaan tersebut murni perkara budaya. Di sisi lain, perbedaan signifikan terasa jelas ketika tuturan “Ribon wo hodoku to iiyo?” yang berarti ‘(Sensei) boleh melepas pitanya, loh?’ diterjemahkan menjadi “Best give ever, huh?” yang jelas-jelas memiliki perbadaan makna dari versi bahasa Jepangnya; walaupun inti dari pesan yang berusaha disampaikan tetap sama, yakni sesuai kalimat utama “Kurisumasu no purezento wa … kono watashi” yang berarti ‘Hadiah Natalnya … adalah aku.’

Sebenarnya, tuturan Mutsuki merupakan bentuk dari teknik penghalusan kata yang disebut defamiliarisasi dan menghasilkan eufemisme. Defamiliarisme adalah teknik untuk membuat sesuatu yang umum menjadi asing didengar; sulit dipahami. Sedangkan menurut KBBI, eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan atau tidak menyenangkan, semisal “hubungan seksual” diubah menjadi “hubungan badan”, “hubungan suami-istri”, “bercinta”, dan salah satunya ialah yang diucapkan oleh Mutsuki, yakni “Hadiahnya adalah aku.” Meski begitu, perbedaan dalam terjemahan bahasa Inggris tersebut menuai kontroversi di kalangan pemain.

Masih tidak cukup dengan melakukan sensor terhadap visual karakter Aris beberapa waktu lalu, kali ini pemain dibuat geger kembali karena Nexon melakukan penyensoran tuturan. Kalimat yang seharusnya berbunyi, “Ribon wo hodoku to iiyo” yang berarti ‘(Sensei) boleh melepaskan pitanya, loh?’ diterjemahkan menjadi “Best give ever, huh?” Dari tuturan tersebut tampak jelas “melepas pita” ini mengindikasikan bahwa Mutsuki memperbolehkan sosok Sensei untuk bercinta dengannya (sebatas bercanda saja).

Walau kekecewaan yang dirasakan tidak sebesar kasus sebelumnya, tetapi tindakan sensor yang dilakukan oleh pihak distributor menunjukkan betapa riskan apabila Asagi Mutsuki—perempuan yang masih berumur 16 tahun—menuturkan kalimat yang menjurus ke arah adegan dewasa—mengingat gim tersebut didistribusikan dengan rating usia 12+.

Lebih-lebih memandang situasi moral dan norma yang berlaku di masyarakat dunia, perkara feminisme, pedofilia, pelecehan seksual, dll. tengah menjadi polemik yang begitu panas dan semakin sensitif. Mungkin oleh sebab itu, Nexon memilih jalur aman dengan melakukan segala bentuk penyensoran supaya gim Blue Archive tidak menimbulkan kontroversi; tidak menuaia ancaman dari pihak ketika yang bukan pemain gimnya.

Dengan demikian, agaknya para pemain tidak perlu repot-repot membuang tenaganya untuk menanggapi secara berlebihan terhadap fenomena penyensoran yang dilakukan oleh Nexon. Semua itu dilakukan karena perlu untuk dilakukan; bukan karena keputusan sewenang-wenang; terdapat pertimbangan yang matang demi keberlangsungan gim Blue Archive.

Bagikan:

[addtoany]

Related Post

Leave a Comment

Butuh informasi lebih lanjut atau ingin berdiskusi dengan tim KANAU?