Di negeri sakura ada seorang sutradara ternama di bidang animasi film yang bernama Makoto Shinkai. Dari tangannya, ia telah menghasilkan berbagai film animasi populer. Debutnya sebagai sutradara dimulai dari film garapan pertamanya yang berjudul Kanojo to Kanojo no Neko. Sebelum mengerjakan film tersebut, ia lebih dulu bergabung dengan Falcom dan mengerjakan banyak proyek, seperti penanggung jawab animasi di novel visual, dan periklanan. Berangkat dari film pendek tersebut Makoto Shinkai lebih dikenal publik, bahkan membuat film pendek yang naskahnya, sutradaranya, produsernya, dan kepala editingnya adalah ia sendiri. Karirnya semakin moncer silih berganti tahun. Menghasilkan film-film berkualitas dan dikenal akan kedetailan animasinya.
Film terakhirnya berjudul Tenki no Ko (Weathering with You) yang telah tayang pada tahun 2019 lalu tidak kalah sukses dengan Kimi no Na wa (your name) yang sempat digadang-gadang akan meraih piala Oscar kedua untuk film animasi asal Jepang. Tidak pernah berpuas diri dan terus melangkah maju, Makoto Shinkai beberapa hari lalu telah mengumumkan bahwa film terbarunya yang berjudul Suzume no Tojimari (Suzume’s Looking Up) akan tayang pada musim gugur tahun 2022. Tidak ada satu pun penggemar anime yang akan melewatkan film ‘tiga tahunan’ karya Makoto Shinkai.
Sebelum filmnya tayang tahun depan, akan lebih afdol jika para penggemar atau calon penonton untuk mengenal lebih jauh rangkaian film-film besutannya yang dijuluki “Makoto Animation Universe“. Apa sajakah itu? Simak penjelasan berikut ini!
Latar waktu dalam tiap filmnya berbeda-beda. Mari coba urutkan mulai dari yang tahun yang paling awal.
A. Hoshi wo Ou Kodomo
Berlatar waktu bulan Juli tahun 1975 di Jepang, pengungkapan soal Agartha inilah yang menjadi pondasi dasar dari pengembangan cerita “Makoto Animation Universe” lainnya. Lokasi pastinya masih belum diketahui karena tidak dibahas langsung dan semua tulisan pada background film kebanyakan berhuruf kanji sehingga sulit untuk dibaca.
B. Byousoku 5 Centimeter
Film ini terbagi menjadi 3 bab. Bab pertama “Oukasho” terjadi antara tahun 1994-1995 ketika Takaki yang bersekolah di Shinjuku mengunjungi Akari yang tinggal di Tochigi. Bab kedua yang berjudul “Cosmonaut” berlatarkan Kagoshima di tahun 1996-1999. Pada bab inilah diperlihatkan National Security Agency (NSA) yang meluncurkan satelit Elish di tahun 1999 sebagai pengganti Adeos pertama yang diluncurkan National Space Development Agency of Japan (NASDA) tahun 1996 di Pulau Tanegashima. Bab ketiga bercerita setelah time skip, tahun 2008 di Tokyo.
C. Kumo no Mukou, Yakusoku no Bashou
Bercerita saat Jepang telah terbagi menjadi dua bagian, selatan (pulau utama ke selatan) dan utara (Hokkaido) di bulan Maret tahun 1996. Mengambil tempat prefektur Aomori, Hiroki dkk. bersekolah di Nagashina. Sebagian besar cerita berlatar waktu pasca tiga tahun time skip, tahun 1999. Alasan mengapa adanya perbedaan garis dunia alias dunia paralel berangkat dari film ini. Diceritakan pada tahun 1974 adalah tahun pemecahan wilayah Jepang yang kemudian diikuti oleh pembangunan menara Union di tengah Pulau Hokkaido. Hal ini jelas bertolak belakang dengan kondisi di film Hoshi wo Ou Kodomo yang damai tanpa adanya konflik besar. Padahal, peristiwa yang terjadi di anime ini berskala nasional, aneh rasanya jika tidak berdampak di tahun-tahun berikutnya.
D. Kotonoha no Niwa
Film pendek satu ini tidak dibangun dengan beragam mitologi dan teknologi, tetapi masih dalam timeline yang sama dengan Kimi no Na wa, yaitu pada tahun 2013. Di film ini, Yukari Yukino masih hidup: ditandai dengan dirinya yang masih mengajar di Itomori dan surat yang ditulisnya tertanggal 3 Februari 2014. Antara ia selamat memang karena tidak terkena imbas jatuhnya asteroid, atau selamat pasca Mitsuha yang mengubah takdir (Yukino pergi ke sekolah untuk menghentikan siaran radio Sayaka), atau jangan-jangan di timeline ini tidak ada asteroid yang terjatuh di Itomori. Maksudnya, insiden yang ada di Kimi no Na wa tidak pernah ada. Sama halnya yang terjadi pada Kumo no Mukou dan Byousoku 5 centimeter.
E. Kimi no Na wa
Kisah pertukaran tubuh ini terjadi di dua tempat dan waktu yang berbeda. Mitsuha yang berada di Itomori pada tahun 2013 dan Taki yang berada di Tokyo pada tahun 2016. Dengan mengandalkan teori Akashic Record, Mitsuha yang seharusnya sudah tewas dalam insiden tersebut, kesadarannya beralih ke garis dunia lain sebelum jatuhnya asteroid dengan acuannya adalah teori Everett World. Hal itu dapat terjadi berkat Taki yang meminum Kuchikamizake buatan Mitsuha di Goshintai. Dampak yang dihasilkan bukanlah Butterfly Effect, melainkan mereka yang berpindah ke garis dunia lain: di mana garis dunia Mitsuha tewas adalah nyata dan Mitsuha selamat adalah nyata. Bahkan Mitsuha yang telah menjalin hubungan dengan seseorang di bulan Agustus tahun 2021 adalah nyata. Pertemuan antara Mitsuha dan Taki di musim semi tahun 2022 juga nyata.
Di timeline pasca timeskip, diperlihatkan Tokyo dalam keadaan cerah dan normal. Artinya, kemungkinan besar insiden di Tenki no Ko tidak pernah terjadi atau justru terjadi, tetapi Hodaka tidak pergi menyelamatkan Hina yang telah ditumbalkan sehingga Tokyo kembali cerah dan tidak tenggelam.
F. Tenki no Ko
Gadis yang berprofesi sebagai pawang hujan, Hina bersama dengan rekan bisnisnya, Hodaka melakukan pekerjaannya sebagai pawang di kota Tokyo tahun 2021. Di pertengahan film, mereka berdua bertemu dengan Taki di kediaman Tachibana dan Hodaka bertemu dengan Mitsuha saat membeli cincin. Keberadaan mereka berdua menandakan bahwa film ini memang satu timeline, namun berbeda garis dunia; wujud nyata dari dunia paralel. Sebab di film ini memperlihatkan Mitsuha yang tengah memakai gelang spesial. Tak tahu dari siapa, tapi itu menunjukkan bahwa Mitsuha yang berada di cerita Tenki no Ko tahun 2021 berbeda dengan Mitsuha yang berada di Kimi no Na wa tahun 2021. Film ini diakhiri dengan pemandangan tenggelamnya Tokyo setelah diguyur hujan 3 tahun lamanya. Di tahun yang sama Maret 2024, Hodaka dan Hina akhirnya bertemu kembali.
G. Hoshi no Koe
Prefektur Saitama dalam keadaan normal. Tidak banjir juga tidak hujan terus menerus. Jelas sekali kalau Tokyo di tahun 2046 tidak ada kaitannya dengan insiden Tokyo tenggelam tahun 2024. Dipisahkan oleh ruang dan waktu, Mikako yang saat berada di Pluto pada tahun 2046 telah berbeda setahun dengan Noboru yang berada di Bumi pada tahun 2047. Belum lagi setelah Mikako berada di Sirius α.β, tepatnya di planet Agartha ia masih berusia 15 tahun, sedangkan Noboru telah berusia 24 tahun di bumi pada tahun 2056. Film pendek ini memiliki akhir cerita yang berbeda dengan novelnya. Jika di filmnya berakhir tanpa resolusi, di novelnya mereka berdua bertemu kembali di ruang angkasa karena Noboru rupanya bergabung dengan armada PBB.
Yup, itu tadi merupakan tujuh anime yang tergabung dalam rangkaian “Makoto Animation Universe”. Dilihat dari segi latar waktunya, antarsatu judul dengan judul lainnya saling berurutan walaupun urutan rilis filmnya didahului oleh Hoshi no Koe. Setelah mengetahuinya, bukankah itu artinya film terbarunya yang berjudul Suzume no Tojimari juga akan melanjutkan tahun setelah peristiwa banjir Tokyo dalam Tenki no Ko? Kemungkinan ini sangat besar terjadi menilai dari key visual filmnya yang digambarkan terdapat “genangan” seolah-olah telah atau pernah terjadi banjir.
Leave a Comment
You must be logged in to post a comment.