Defense of the Ancients atau yang lebih sering disebut dengan DOTA merupakan sebuah game yang bisa dibilang memiliki banyak cerita lore menarik. Dengan banyaknya lore yang ada, Netflix yang saat ini sedang gencar-gencarnya memperluas konten layanan mereka dengan judul-judul anime ekslusif, mencoba menghadirkan salah satu dari lore cerita Dota ke dalam sebuah adaptasi anime berjudul DOTA: Dragon’s Blood.
Informasi Umum
- Judul: Dota Dragon’s Blood
- Jumlah Episode: 8
- Studio: Studio Mir (Avatar The Legend of Korra)
- Lisensi: Netlix
- Genre Action, Adventure, Fantasy, Scifi, Thriller
- Durasi: 24 menit per eps
Sinopsis
Davion merupakan seorang ksatria ternama yang sudah membunuh banyak naga. Takdir membawanya pada pertemuan dengan sosok seekor naga legenda bernama Slyrak yang tengah sekarat setelah terlibat suatu pertarungan. Ketika Davion ingin mengakhiri hidup Slyrak, naga tersebut tiba-tiba memberikan serangan berupa luka sayatan yang cukup dalam pada leher Davion. Setelah kejadian itu, Davion tidak dapat mengingat apa hal yang baru saja dialaminya.
Davion kemudian bertemu dengan Mirana dan Marci. Pertemuan ini membawa Davion pada sebuah petualangan dalam membantu menyelesaikan misi mereka. Namun, Davion mulai merasakan ada kekuatan aneh yang mencoba keluar dari dalam tubuhnya. Seolah-olah seperti sesuatu yang sedang mencoba untuk mengendalikan dirinya. Naga? Apa yang sebenarnya terjadi?
Video Promosi (PV) Anime Dota: Dragon’s Blood
Story
1. Sebuah Cerita Kompleks yang Tidak Mudah Dipahami
Dari awal hingga akhir episode ada banyak sekali hal-hal yang coba diceritakan. Semua yang diceritakan meliputi kisah yang berhubungan dengan karakter-karakter pada anime ini, yaitu Davion, Mirana, Invoker, dan Selemene. Jika kita sebentar saja kehilangan fokus dalam menyimak pembicaraan, dan istilah nama-nama yang mereka sebutkan, maka bersiaplah untuk mengulang kembali ke beberapa detik sebelumnya.
Lalu, apakah anime ini bisa ditonton para anime watchers?
Setidaknya saya akan menganggap bahwa anime ini tidak friendly dengan anime watchers. Dari keseluruhan plot story, ada hal-hal yang akan lebih mudah dipahami dengan membaca artikel mengenai lore mereka satu persatu daripada harus mencari taunya lewat anime ini.
Tiap cerita yang coba disajikan kepada penonton sebenarnya bagus, atmosfer yang diberikan juga sangat terasa sekali. Namun, pembawaan cerita yang agak sedikit sulit dipahami membuatnya seperti anime yang hanya menyisakan unsur pertarungan aksinya saja.
2. Unsur Thrill Memberikan Nuansa Fantasy yang Gelap
Adanya pertumpahan darah menjadikan anime ini menghadirkan unsur dunia fantasi yang gelap. Naga yang memangsa manusia, kepala terpenggal oleh tebasan, dan pedang menembus tubuh, hal ini sudah cukup memberikan kesan bahwa anime ini cukup sadis daripada source aslinya.
Ini tentu bukanlah sesuatu yang buruk. Adanya unsur-unsur tersebut membuat penonton dapat mengetahui seberapa mengerikan dunia fantasi yang coba dihadirkan anime ini.
Visual Art
1. Penggambaran Visual Art dan Animasi yang Cukup Bagus
Pengerjaan anime ini dikerjakan oleh studio Mir. Studio Mir merupakan studio yang terlibat penuh dalam pembuatan seri Avatar The Legend of Korra. Studio utama mereka berada di Seoul, Korea Selatan. Tentu bagi kalian yang sudah pernah menonton salah satu seri dari Nickelodeon tersebut, akan merasakan beberapa kemiripan dari gaya visual art yang diberikan.
Visual art pada anime Dota: Dragon’s Blood sendiri bisa dibilang memiliki nuansa yang cukup indah dilihat. Di antaranya yang begitu terasa yaitu ada pada bagian pencahayaan dan pemandangan alam. Gambar tangan dibuat rapi dan warna yang digunakan benar-benar terlihat nyaman untuk dilihat secara terus-menerus.
Sedangkan untuk pergerakan animasi sendiri juga terlihat bagus. Terutama bisa dilihat pada pergerakan seperti halnya badai salju, air terjun, dan juga efek-efek yang dikeluarkan selama bertarung. Namun, untuk beberapa pergerakan animasi, khususnya pada adegan pertarungan yang melibatkan duar orang atau lebih, disitu masih bisa ditemukan beberapa pergerakan yang terlihat tidak mulus.
2. Desain Karakter Terlihat Familiar
Bagi kalian yang sudah pernah menonton seri Avatar The Legend of Aang atau Avatar The Legend of Korra, kalian akan merasa bahwa Dota Dragon’s Blood memiliki desain karakter yang mirip. Memang pada seri Avatar The Legend of Aang studio dari anime ini hanya terlibat untuk membantu studio animasi Nickelodeon.
Namun, pada Avatar The Legend of Korra, studio ini benar-benar memegang sepenuhnya pembuatannya. Keterlibatan studio ini pada dua seri tersebut benar-benar mempengaruhi gaya desain karakter yang ada Dota Dragon’s Blood dan membuatnya terlihat seperti terasa familiar.
3. Pergerakan CGI pada Beberapa Adegan Pertarungan Terlihat Buruk
Meskipun bisa dibilang visual art pada bagian latar belakang terbilang cukup bagus, tetapi pergerakan pada adegan pertarungannya sendiri bisa dibilang tidak begitu mulus. Tepatnya ada pada adegan pertarungan yang menggunakan CGI saat melawan naga. Hal ini membuat adegan benar-benar terasa patah-patah.
Namun, pada animasi pertarungan lainnya, seperti yang melibatkan Terrorblade misalnya, entah kenapa disitu adegan justru terlihat lebih mulus dibandingkan dengan adegan pertarungan naga. Studio Mir disini jelas sekali sangat tidak konsisten dalam menyeimbangkan kualitas visual yang diberikan.
Musik
1. Nuansa Background Musik Fantasi yang Menegangkan
Bagian opening pada tiap episode anime ini tidak menyajikan lagu tema yang dinyanyikan, melainkan hanya musik yang dipadukan visual art berbagai karakter dengan nama-nama pengisi suara mereka. Hal ini sudah menjadi ciri khas dari studio Mir sendiri dalam menyajikan opening song dalam tiap judul seri mereka.
Dari segi background musik ada berbagai instrumen yang bisa diperdengarkan seperti misalnya drum tradisional khas China yang dipukul (mirip bunyi bedug versi mini), bass, violin, dan juga nada ritme yang menggunakan efek elektronik. Semua instrumen tersebut menghasilkan background musik dengan unsur fantasi penuh ketegangan.
Pembangunan Karakter
1. Davion, Ketika Ksatria Pembunuh Naga Menjadi Naga
Seorang ksatria yang sangat membenci naga dan sudah membunuh banyak naga, kini harus menjadi naga itu sendiri. Dalam anime ini, karakter Davion bisa dibilang cukup labil. Labil disini bisa dikatakan karena terasa tidak masuk akal saja rasanya Davion tiba-tiba ingin mengganti targetnya dari para naga ke Terrorblade.
Padahal Terrorblade sendiri disini belum memiliki pembangunan karakter yang benar-benar kuat untuk membuat keberadaannya bisa dikatakan berbahaya. Dalam hal ini, seharusnya ada penyelesaian permasalahan mendalam terlebih dahulu antara Davion dan para naga, baru kemudian bisa melakukan pembangunan karakter dengan Terrorblade.
2. Mirana, Kesetiaan pada Dewi Selemene
Mirana merupakan salah satu prajurit kesayangan Dewi Selemene di hutan Nightsilver. Mirana memiliki keterampilan pertarungan yang baik dan juga hati nurani yang lembut. Karakter Mirana digambarkan sangat berbeda sekali dengan prajurit Dewi Selemene yang satu lagi, Luna, yang sangat keras dalam hal apapun.
3. Selemene, Dibutakan oleh Keinginan Memiliki Banyak Pengikut
Selemene, seorang dewi bulan yang berhasrat besar melakukan apapun demi memiliki banyak pengikut. Namun, dibalik dari hasrat besarnya tersebut, ternyata hal itu ditunjukkan tidak lebih sebagai ekspresi dari rasa kesepian Selemene. Masa lalu Selemene bersama Invoker dan anaknya juga menggambarkan kepada penonton bahwa Selemene dulunya juga merupakan manusia.
4. Invoker, Diselimuti Kesedihan dari Masa Lalu
Karakter Invoker dibangun sebagai seorang yang penuh ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi. Walaupun tidak mempercayai siapapun pada awalnya, tetapi dirinya akhirnya mau mencoba terbuka membantu Mirana dan yang lain. Rasa hampa yang masih menyelimuti dirinya karena kehilangan anaknya seolah-olah bisa dirasakan langsung oleh penonton.
Kesimpulan
Terlepas dari sulitnya memahami cerita yang ada. Anime ini akan membuat kita berpikir bahwa hasrat keinginan yang besar tidak bisa dilakukan dengan hanya harus terus melihat ke depan tanpa menyadari situasi yang terjadi disekitar kita.
Selemene yang mendambakan untuk memiliki banyak pengikut akhirnya harus dihadapkan pada situasi sulit dari hasil perbuatannya sendiri. Sebuah dendam juga belum tentu akan berakhir dengan hal-hal yang baik. Karena sesuatu yang buruk yang dilakukan seseorang hanya akan menimbulkan kerugian kepada dirinya sendiri.
Dota Dragon’s Blood secara keseluruhan bisa dibilang memiliki cerita yang begitu sulit untuk dipahami. Pembawaannya begitu berat dan membutuhkan fokus yang baik dalam menyimak cerita yang ada. Penyajian dunia fantasi yang gelap dan penuh akan ketegangan bisa dibilang berhasil mereka wujudkan disini. Namun, hanya itu saja kelebihan dari anime ini.
Hal-hal lainnya masih membutuhkan beberapa perbaikan untuk kedepannya. Studio Mir yang dulunya pernah terlibat sepenuhnya dalam pembuatan Avatar The Legend of Korra benar-benar seperti sudah berkembang semenjak terakhir kali kita melihatnya. Semoga proyek lore-lore DOTA lainnya yang juga akan segera diadaptasi menjadi anime bisa menjadi jauh lebih baik lagi.
Leave a Comment
You must be logged in to post a comment.